Candi Muara Takus Yang Bersejarah

Sejarah Candi Muara Takus Riau

Driau.com - Candi Muara Takus merupakan salah satu candi Budha Kerajaan Sriwijaya yang cukup terkenal. Candi ini terletak di Riau, yakni tepatnya di Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jaraknya sekitar 135km dari arah Kota Pekanbaru sebagai ibu kota provinsi Riau. Candi ini dikenal sebagai candi peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya yang tertua di dunia, sekaligus menjadi symbol kejayaan Sriwijaya dimasanya. Untuk bisa sampai ke Candi Muara Takus, diperlukan setidaknya 3 jam perjalanan darat dari arah Kota Pekanbaru. Terletak di tepian Sungai Kampar Kanan dan pengunjung bisa melalui jalan lintas Rias-Sumbar.

Sejarah Candi Muara Takus
Candi Muara Takus ditemukan pada tahun 1860 oleh seorang arkeolog bernama Carnot D. Groot. Candi ini telah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Hingga saat ini belum ditemukan bukti sejarah yang pasti, yang bisa menunjukkan kapan tepatnya Candi Muara Takus tersebut didirikan. Keunikan utama yang tampak pada bangunannya adalah kombinasi penggunaan batu bata, batu pasir dan juga batu sungai.

Diperkirakan oleh para ahli, batu-batu itu diambil dari tanah sebuah desa yang dekat dengan lokasi candi, yakni Desa Pongkai. Jaraknya sekitar 6 km dari pusat bangunan. Pong artinya lubang dan kai artinya tanah. Jadi diperkirakan nama desa tersebut dibuat didasarkan pada pengambilan tanah bebatuan dari desa tersebut yang menyebabkan terbentuknya lubang besar akibat pengerukan untuk pembuatan bangunan. Menurut ahli sejarah, faktor penyebab didirikannya Candi Muara Takus adalah disebabkan kawasan ini menjadi tempat persinggahan para pedagang dan pelaut yang menyusuri Sungai Kampar. Akibatnya terjadilah akulturasi budaya yang akhirnya membuat candi ini dibangun.

Nama Muara Takus menurut para ahli berasal dari dua kemungkinan, yang pertama diambil dari nama anak sungai kecil bernama Takus yang muaranya ke Sungai Kampar Kanan. Pendapat lain menyebutkan, Muara Takus terdiri dari kata Muara (ujung pertemuan aliran sungai) dan Takus (Ta artinya Tua dalam bahasa Cina, dan Kus artinya besar) jadi arti Muara Takus adalah candi yang besar dan terletak di muara sungai.

Kompleks Bangunan Candi Muara Takus
Bangunan Candi Muara Takus terdiri dari beberapa bagian bangunan, yakni sebagai berikut:
  1. 1. Bangunan utama Candi Tuo, berukuran 32,80 m x 21,80 m dan merupakan bangunan terbesar di antara bangunan lainnya. Letaknya sebelah utara Candi Bungsu. Pada sisi bagian sebelah timur dan baratnya terdapat tangga. Diperkirakan aslinya dihiasi stupa, sedangkan di bagian bawah dihiasi dengan patung singa dalam posisi duduk. Terdapat sisi 36 buah dan terdiri dari bagian kaki I, kaki II, tubuh serta puncak. Bagian puncaknya tampak telah rusak dan batu-batunya pun telah banyak yang hilang.
  2. 2. Bangunan kedua Candi Mahligai, bangunan candi ini berbentuk bujur sangkar dan ukurannya 10,44 m x 10,60 m. Tinggi sampai ke puncaknya 14,30 m dan berdiri di atas pondamen segi delapan (astakoma) yang bersisikan sebanyak 28 buah. Pada bagian alasnya terdapat teratai berganda dan di bagian tengahnya terbangun menjulang sebuah menara yang bentuknya menyerupai phallus (yoni).
  3. 3. Candi Palangka, terletak 3,85 m di sebelah timur Candi Mahligai. Bangunan tersebut terdiri dari material batu bata merah yang tidak dicetak. Bangunan ini merupakan candi yang terkecil bentuknya, relung-relung penyusunan batu tidaklah sama dengan yang ada di dinding Candi Mahligai. Dahulu sebelum dipugar pada bagian kakinya terbenam ke tanah sekitar satu meter. Candi ini mulai dipugar tahun 1987 dan selesai tahun 1989. Pemugaran tersebut dilaksanakan hanya di bagian kaki dan tubuh cand sajai, karena bagian puncaknya masih ditemukan pada tahun 1860 dan sudah tidak ada lagi. Pada bagian sebelah utara terdapat tangga yang sudah rusak, sehingga tidak bisa diketahui lagi bentuk aslinya. Kaki candi itu berbentuk segi delapan dengan sudut banyak, memiliki ukuran panjang 6,60 m, lebar 5,85 m dan tingginya 1,45 m bila diukur dari permukaan tanah dengan volume 52,9 m3.

Candi Muara Takus menjadi satu-satunya wisata candi yang ada di Riau sebagai propinsi yang cukup kental dengan budaya Melayu-Islam.