Ini Alasan Amerika Tak Suka Pencapresan Prabowo

Visi misi Capres Prabowo untuk menjadikan Indonesia sebagai macan Asia ternyata mengundang kecemasan tersendiri bagi negeri Paman Sam. Pancapresan Prabowo Subianto bersama Hatta Rajasa pada Pilpres 9 Juli 2014 mendatang agaknya membuat Amerika Serikat (AS) sedikit cemas. Ya, sosok Prabowo yang memiliki ketegasan dan jiwa nasionalisme tinggi, serta memiliki konsep ekonomi kerakyatan tentu membuat berbagai pihak terutama yang proasing menjadi khawatir. 

Kekhawatiran itu juga disinyalir tidak lepas dari kepentingan bisnis negeri Paman Sam tersebut di Indonesia. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Taufik Bahauddin, mengungkapkan bahwa dirinya pernah suatu ketika diundang makan malam oleh ARMCHAM, semacam organisasi seperti Kamar Dagang Indonesia (KADIN) di AS. Sejumlah perusahaan di AS itu kemudian mengutarakan kekhawatiran kelangsungan bisnis mereka di Tanah Air. "Perusahaan besar AS khawatir bagaimana dengan bisnis mereka sebab, Prabowo tidak ada saingan. Ada yang bilang sambil guyon, kalau saja ada yang bisa menyaingi Prabowo akan lebih bagus," kata Taufik di Jakarta, Jumat (30/5/2014). 

Dia pun menyarankan agar perusahaan-perusahaan AS itu bertanya langsung kepada Prabowo ihwal konsep dan kebijakan seperti apa yang bakal diterapkan jika kelak ia menjadi Presiden RI. Menurut Taufik, sebelum resmi maju capres, Prabowo sudah jauh-jauh hari menjelaskan secara konseptual ekonomi kerakyatan di mana pemerintah berpihak terhadap pelaku ekonomi nasional dan membantu mereka yang belum siap bersaing di pasar bebas. "Intinya mengarah pada kedaulatan ekonomi dengan acuan Pasal 33 dan 34 UUD 1945," pungkasnya. Sejauh ini sudah banyak dukungan dari kalangan internal yang secara terbuka memberikan dukungan kepada pasangan capres cawapres Prabowo-Hatta. 

Aliansi Kerakyatan Indonesia Raya (Alkadira) dan diresmikan di Atmosphre Resto & Cafe Jalan Lengkong Besar, Kota Bandung, Senin (19/5/2014) menyatakan dukungan kepada Prabowo salah satunya karena alasan visi macan Asia tersebut. "Hanya probowo yang mengeluarkan visi misi melalui enam langkah program untuk memimpin. Kita butuh negara kembali menjadi 'Macan Asia'. Dukungan kita putuskan pada awal bulan April 2014 diawali diskusi mantan aktivis di Universitas Islam Bandung (Unisba)," ujar Ali Ridho ketua Alkadira.