Bencana Asap Kiriman, Singapura Liburkan Siswa

Pemerintah Singapura merespon cepat bencana asap kiriman Sumatera. Akibat kabut asap yang dinilai Pemerintah Singapura berbahaya itu, ujian sekolah ditunda dan para siswa sekolah dasar (SD) hingga menengah (SMP) diliburkan, Jumat (25/9/2015). Begitu juga Sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) dan sekolah anak dengan kebutuhan khusus, juga harus tutup untuk sementara hingga kabut asap kiriman dari negara tetangganya Indonesia itu hilang. 

 Kesepakatan menutup sementara beberapa sekolah di Singapura disampaikan para pengambil kebijakan dalam konferensi pers Kamis (24/9) yang dihadiri Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air Singapura Vivian Balakrishnan, Menteri Tenaga Kerja Lim Swee Say, dan Menteri Pendidikan Heng Swee Keat. Sementara itu, pusat-pusat penitipan anak akan tetap dibuka, meskipun orang tua dianjurkan untuk menjaga anak mereka di rumah. Selain itu, pelajar sekolah menengah atas tetap dibuka. Begitupun perguruan tinggi seperti universitas dan politeknik akan tetap terbuka. 

NEA menyebutkan, indeks pencemaran udara di Singapura (PSI) dalam 24 jam kemarin menunjukkan level sangat tidak sehat dan mendekati level berbahaya. Alat pencatat tingkat pencemaran udara menunjukkan angka 219-270 pada pukul 09:00 Kamis (24/9). Dikhawatirkan bisa menyeberang ke level berbahaya (300) karena angin bertiup dari arah Selatan, sumber kebakaran hutan di Sumatera. 

“Ini bisa lebih buruk dan kita harus mengantisipasinya. Kita prihatin dengan kondisi ini karena kita tidak bisa prediksi sampai kapan…,” ujar Dr Balakrishnan. Hadir juga pihak Badan Lingkungan Nasional (NEA), MOE, dan Departemen Kesehatan Singapura. Mereka sepakat meliburkan sekolah tersebut demi menjaga kesehatan anak-anak sekolah tersebut.