Deteksi Dini Kanker Ovarium

Kanker ovarium masih menjadi salah satu penyakit mematikan di dunia bagi kaum perempuan. Akibat ketidakjelasan gejala awal dan tidak adanya penapisan (skrining) yang akurat serta dapat diandalkan dalam mendeteksi kanker ovarium pada stadium awal. Sehingga lebih dari 60 persen kasus kanker ovarium diketahui saat stadium lanjut. Sampai sekarang, metode deteksi dini masih belum ada. Jika saat melakukan pemeriksaan USG terlihat adanya cairan pada rongga perut, maka perlu diwaspadai masalah pada ovarium, selain kelainan hati, ginjal, maupun usus. 

Pada kanker ovarium, adanya cairan di rongga perut, bisa mengindikasikan kalau sel kanker sudah menyebar. Sementara upaya lain dapat dibantu dengan melakukan pemeriksaan pelvis (panggul), ultrasonografi (USG) transvaginal ataupun pelvis, tes darah untuk penanda tumor CA 125, pemindaian CT/MRI, serta pembedahan untuk pengambilan sampel jaringan. 

Untuk meningkatkan kepedulian terhadap kanker ovarium sekaligus memperingati Hari Kanker Ovarium Sedunia setiap tanggal 8 Mei, HOGI dan PT Roche Indonesia meluncurkan kampanye edukasi OvaCheck. Kampanye ini juga bertujuan untuk mendorong kaum perempuan berkonsultasi segera ke dokter dan melakukan pemeriksaan secara teratur mengingat sulitnya deteksi kanker ovarium. 

Ada empat simtom utama ini perlu diwaspadai untuk kejadian kanker ovarium seperti perut kembung, nyeri panggul, sulit makan atau terlalu cepat merasa kenyang, dan sering berkemih. Bila mengalami simtom ini, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, terlebih bila ada faktor risiko.