Masyarakat Riau Deklarasikan Gerakan Riau Melawan Asap

Jengah dengan kondisi asap yang bertahun-tahun terjadi di Riau tanpa solusi yang konkrit, berbagai elemen masyarakat Riau yang tergabung dalam Gerakan Riau Melawan Asap mendeklarasikan secara resmi Gerakan Riau Melawan Asap, 12/10 bertempat di Gedung Putih Milik Prof. Thabrani, Jl. Pattimura 1 Pekanbaru. 

Gerakan yang dimotori putri tokoh Riau Tabrani, Susiana Binti Tabrani tersebut bukan hanya semata-mata gerakan sosial yang ingin menyuarakan kebebasan Riau atas bencana asap. Nantinya gerakan ini akan menyuarakan masalah ini hingga ke level kampanye internasional yang melibatkan pihak-pihak luar guna membantu penyelesaian masalah terkait. 

Sejak masalah kabut asap begitu menguat di Riau berbagai elemen masyarakat Riau seperti kalangan dosen, Aktivis, Akademisi, Dokter, expert, praktisi, advokat, politisi, pengusaha, relawan sepakat utk membuat wadah perjuangan yang mungkin akan memakan waktu panjang dan membutuhkan fikiran-tenaga-skil-materi serta akan melibatkan jaringan bahkan advokasi tingkat lokal hingga internasional. Seminar-seminar, tulisan, NGO, pemerintahan jiran dan luar negeri , bahkan jika memungkinkan organisasi di bawah PBB terkait asap. Nantinya gerakan ini juga ingin bekerja sebagai mitra kritis pemerintah untuk menyelesaikan masalah dampak Asap. 

Atas dasar rencana mulia inilah, Gerakan Riau Melawan Asap diluncurkan di Riau. “Target kita bukan hanya di tingkat lokal, bahkan kita akan mencoba kampanye di tingkat internasional.” Demikian diungkan Arisman Adnan, salah seorang inisiator gerakan yang juga Dosen Universitas Riau. 

Hadir dalam Deklarasi Gerakan Riau Melawan Asap tersebut beberapa komponen masyarakat lain yang juga sebagai inisiator gerakan seperti Mantan Anggota Dewan Kota Pekanbaru Muhammad Fadri AR, Dr. Eno Suwarno (dokter), Andree Armilis MA (akademisi), Aznan Wahyudi (dokter), Arisman Adnan (dosen) dan tokoh-tokoh lainnya.
Selain diskusi, kegiatan deklarasi ini juga melibatkan kalangan sastrawan dan budayawan Riau, berupa pembacaan puisi oleh ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Riau, Dheni Kurnia; tokoh pers Riau, Fakhrunnas M. A. Jabbar; dan sastrawan Riau, Aris Abeba.