Mengenal Musa, Hafidz Quran Indonesia di Usia 5,5 Tahun

Belakangan ini sebuah artikel yang cukup viral memberitakan keberhasilan hafidz cilik asal Indonesia bernama Musa (7 tahun) asal Bangka yang berhasil meraih posisi ke tiga pada final MTQ tingkat Internasional di Mesir untuk cabang tahfidz Quran 30 juz usia anak-anak. 

Banyak yang penasaran dengan profil Musa yang selaku peraih MURI kategori hafidz Quran termuda di Indonesia. Musa lahir di Bangka pada tahun 2008 yang lalu. 

Selain menghafal Alquran ia juga menghafalkan matan-matan hadis penting, seperti Arbain Nawawi dan lainnya.

Namanya terkenal ke khalayak ramai baik di dalam negeri maupun di Malaysia dan Singapura setelah mengikuti dan meraih juara pertama pada program Hafiz Indonesia 2014 di RCTI. 

Ia menjadi pusat perhatian karena meski kala itu berusia sangat muda yakni 5,5 tahun namun telah mampu menghafalkan 29 Juz dari total 30 Juz Alquran. 

Kemampuan Musa menghafal Al Quran diusianya yang sangat belia ternyata tidak lepas dari jadwal ketat yang diterapkan orang tuanya pada sang anak. Orang tuanya telah bertekad untuk menjadikan anaknya sebagai anak yang akan menghadiahi mereka mahkota di syurga. 

Berikut ini jadwal menghafal Al Quran Musa yang diterapkan orang tuanya: 

1. Jam 02.30 pagi sudah bangun kemudian wudhu dan langsung muroja’ah di depan Abinya sampai jam 04.00 pagi, 

2. Kemudian menambah hafalan barunya dan menyetorkannya sampai Adzan Subuh berkumandang. Kemudian di stop untuk sholat. 

3. Selesai sholat langsung tambah hafalan dan stok sampai jam 07.30 pagi, kemudian istirahat (sarapan, minum dan main) sampai jam 8.30. 

4. Kemudian muroja’ah sampai jam 10.00 atau 10.30 memperhatikan maju mundurnya waktu sholat. 

5. Jam 10.00 atau 10.30 wajib tidur sampai Adzan Dzuhur berkumandang, kemudian ke masjid. 

6. Setelah sholat, tambah hafalan baru dan stok sampai jam 13.30 siang, kemudian istirahat dan makan siang sampai jam 14.00 siang. Kemudian muroja’ah sampai Ashar. 

7. Setelah Ashar, tambah hafalan baru dan muroja’ah sampai jam 17.00 sore. 

8. Kemudian main sebentar dan umumnya menyiapkan untuk pergi ke mesjid sholat Maghrib 

9. Setelah Maghrib muroja’ah sampai Isya’ dan makan malamnya setelah sholat Isya’, terkadang muroja’ah sampai mendekati waktu Isya dan langsung makan malam, (baru sholat Isya’ -red). 

10. Setelah sholat Isya’ harus tidur. 

11. Tiap 4 atau 5 hari dia libur. Pada hari libur tersebut, Musa full bermain. 

Terlaksananya jadwal Musa tersebut tidak lepas dari peran sang ibu. Ayah Musa mengakui bahwa istrinya menjadi sosok yang paling berperan dalam keberhasilan Musa tersebut. 

Si Ibu tak memikirkan sakit-sakit ringan yang ia alami, kesibukannya mengurus 3 anak yang lain serta pekerjaan-pekerjaan rumah tangganya. Ia menemani Musa siang dan malam untuk bisa berhasil menuntaskan hafalan-hafalannya.