Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah Raja Mintin


Cerita rakyat dari Kalimantan Tengah – di setiap daerah atau propinsi di Indonesia memiliki cerita rakyat yang berbeda namun masing-masing memiliki ciri tersendiri. Hal ini semakin mengayakan Indonesia dan menambah pengetahuan kita tentang kisah-kisah teladan pada masa dahulu. Salah satu kisah dari Kalimantan Tengah yang cukup terkenal adalah kisah tentang seorang raja yang dipanggil Raja Mintin. Untuk lebih jelasnya marilah kita simak cerita rakyat dari Kalimantan Tengah berjudul Raja Mintin.


Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah

Kerajaan Pulau Mintin sedang dirundung duka. Permaisuri raja Mintin baru saja mangkat, hal ini menyebabkan raja selalu bersedih hati. Raja Mintin kehilangan istri tercinta sehingga dirinya sangat terpukul. Kerajaan menjadi tidak tentram sebab raja Mintin senantiasa dirundung duka. Dia tidak bisa lagi memerintah dengan baik. Kesehatan raja Mintin semakin hari semakin menurun, raja Mintin jadi sering sakit-sakitan.

Kondisi ini menghawatirkan raja dan rakyat, oleh karena itu raja Mintin memutuskan untuk pergi berlayar keluar istana. Selama dia tidak berada di istana maka tahta di serahkan kepada kedua putranya yang bernama Buaya dan Naga. Maka dipanggillah kedua putranya, kemudian raja Mintin berpesan agar menjaga kerajaan dengan baik dan benar. Kedua putranya menyanggupi perintah raja. Maka berangkatlah raja Mintin berlayar keluar istana bersama beberapa prajurit.
Sepeninggal raja Mintin, Buaya dan Naga memerintah kerajaan. Namun ternyata keduanya memiliki sifat yang bertolak belakang. Naga memiliki watak yang negatif, seperti senang berfoya-foya, mabuk-mabukkan, dan berjudi. Sementara itu Buaya memiliki sifat positif seperti pemurah, ramah-tamah, tidak boros dan suka menolong. Rakyatpun banyak yang menyukai Buaya ketimbang Naga. Mengetahui Naga yang suka menghambur-hamburkan uang kerajaan menyebabkan Buaya marah padanya. Buaya mengancam akan memberitahu ayah mereka atas perilaku Naga yang tidak baik. Mendengar hal itu Naga menjadi marah dan menantang Buaya untuk berkelahi.

Buaya dan Naga menjadi musuh dan berkelahi. Kerajaan menjadi terguncang, dua kubu saling berselisih. Satu kelompok kerajaan memihak Naga dan satu kelompok lagi memihak Buaya. Tidak sampai di situ ternyata rakyatpun terpecah menjadi dua bagian. Satu bagian memihak Naga dan sebagian lagi memihak Buaya. Maka terjadilah perang saudara yang melibatkan rakyat jelata. Banyak warga kerajaan dan rakyat yang menjadi korban akibat perkelahian antara Naga dan Buaya.
Sehingga berhari-hari perseteruan itu tidak kunjung meredan, raja Mintin yang kala itu sedang berlayar tidak enak hati. Dia lalu menyuruh prajuritnya untuk memutar kembali kapal ke kerajaan. Sesampainya di kerajaan alangkah terkejutnya raja Mintin melihat kerajaan yang porak-poranda, banyak rakyat kerajaan yang mati dan begitupula rakyat jelata. Raja Mintin menjadi murka dan memanggil kedua anaknya Buaya dan Naga. Di hadapan sang ayah keduanya saling menyalahkan satu sama lain. raja Mintin semakin marah dan mengusir keduanya untuk meninggalkan kerajaan. Mendengar keputusan sang ayah, kedua putra tersebut menjadi terkejut dan meminta maaf atas kejadian tersebut. Namun sayang raja Mintin tidak mau memaafkan mereka hingga akhirnya mereka berdua di usir keluar dari istana.

Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah atau Cerita Rakyat dari Palangka Raya ini menceritakan Raja Mintin yang telah memberikan mandat kepada kedua anak-anaknya. Ternyata salah seorang anaknya tidak dapat menjalankan amanah tersebut. Begitulah manusia, seharusnya dapat menjaga amanah yang telah diberikan. Cerita Rakyat dari Kalimantan Tengah ini memberikan contoh yang baik tentang hal itu.