Ikan Terubuk : Kembalikan Kejayaan “Pangeran” Bengkalis

Ikan terubuk (terubok) di Indonesia hanya ditemukan di Bengkalis, Riau, oleh karenanya tidak salah jika ikan ini menjadi ikon bagi Kota Bengkalis. Dagingnya mengandung protein tinggi dan bercita rasa sangat lezat. Selain dagingnya, telur ikan ini juga menjadi makanan seafood termahal di dunia. Olahan telur ikan terubuk yang berjenis osetra surgeon ini umumnya dijadikan kaviar ikan terubuk atau telur ikan yang diasinkan. Harga kaviar telur ikan terubuk mencapai 4,5 juta per porsi. Mahalnya kaviar ikan terubuk ini tidak terlepas dari populasi ikan terubuk yang semakin langka saat ini. Ada paling sedikit tiga jenis ikan bermiripan yang disebut terubuk atau terubok :
Tenualosa macrura
Tenualosa toli
Hirsa kalee


Bagi masyarakat Bengkalis hewan air payau ini bukan hanya sekedar komoditas ekonomi. Ikan terubuk atau toli shad telah mendapatkan tempat khusus dihati masyarakat Bengkalis. Hal itu tercermin dari Syair-Syair Ikan Terubuk yang beredar di masyarakat Bengkalis sejak abad-19. Meskipun syair-syair tersebut sudah banyak dibukukan oleh para sastrawan Riau namun pencipta mulanya tidak diketahui.

Syair ikan terubuk terdiri dari 285 bait. Masyarakat Bengkalis akan menyanyikan syair-syair tersebut untuk menangkap ikan terubuk. Namun hal itu bukan perkara mudah, karena berdasarkan adat istiadat yang berlaku hanya batin atau tetua adat yang dapat melagukan syair tersebut pada upacara Semah Laut. Para batin atau tetua adat akan berperan sebagai perantara untuk memanggil ikan-ikan terubuk sehingga bisa ditangkap oleh nelayan.

Syair-syair ikan terubuk berkisah tentang kasih yang tak sampai. Pada zaman dahulu kala, Pangeran Ikan Terubuk dari kerajaan laut jatuh cinta kepada putri kerajaan air tawar yang bernama Puyu-Puyu. Demi memperjuangkan cintanya, Pangeran Ikan Terubuk mengerahkan pasukannya untuk meminang putri Puyu-Puyu dengan menerobos ke kerajaan air tawar. Namun malang tak dapat ditolak, untung tak dapat di raih, diperjalan menuju kerajaan air tawar, bala tentara Pangeran Ikan Terubuk tertangkap oleh jaring nelayan di perbatasan antara lautan dan air tawar. Usaha Pangeran Ikan Terubuk memperjuangkan cintanya pada Putri Puyu-Puyu berakhir dengan tragis dan sia-sia.

Meskipun ikan ini sangat populer di Bengkalis dan menjadi komoditas ekonomi dari sumber daya perairan yang mumpuni, namun populasi terubuk dari hari ke hari terus menurun. Masyarakat Bengkalis bahkan menyatakan sangat jarang menemukan ikan terubuk pada saat ini. Ikan yang bernama latin Tenualosa macrura ini memang hanya ditemukan di perairan estuarin di sekitar Samudera Hindia dan di Nusantara hanya ditemukan di Bengkalis. Ikan ini bertubuh pipih dengan panjang mencapai 52 cm.


Ikan terubuk bersifat hermafrodit. Dimana ia memiliki jenis kelamin ganda. Pada satu tahun pertama dari siklus hidupnya yang hanya dijalani selama 18 bulan tersebut ikan terubuk berjenis kelamin jantan atau disebut juga “pias”. Dan, tahun kedua di sisa hidupnya, ikan ini berubah menjadi betina. Di sinilah ia disebut dengan “terubuk”.

Meskipun berpijah atau bertelur sepanjang tahun populasi ikan terubuk di Bengkalis saat ini berada di ambang kepunahan. Hal itu disebabkan oleh faktor lingkungan dan kebiasaan nelayan dalam menangkapnya. Nelayan akan menangkap ikan terubuk betina sekaligus dengan telur-telurnya. Sehingga kondisi ini akan menjadi penghalang bagi terubuk untuk terus berkembangan biak. Selain Kaviar ikan terubuk, masyarakat bengkalis juga menjadikan telur ikan terubuk sebagai terasi. Meskipun telah mencanangkan budidaya ikan terubuk pada awal tahun 2013 lalu, lajukepunahan ikan terubuk masih belum bisa ditahan oleh pemerintahan Bengkalis. Namun sekecil apapun usaha yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Bengkalis untuk mengembalikan kejayaan “sang pangeran dan bala tentaranya” ini dapat hendaknya mengobati kerinduan masyarakat bengkalis akan lezatnya daging dan telur ikan terubuk.(IS)