Begini Cara Uang Membuatmu Menipu dan Berbohong

Begini Cara Uang Membuatmu Menipu dan Berbohong


Korupsi di Indonesia jadi pertunjukkan yang tak jelas kapan ending-nya. Seperti sinetron basi para koruptor berperan sebagai tokoh antagonis yang menyebalkan. Sayangnya, semua itu nyata. mereka mencuri, menipu dan berbohong disetiap kesempatan yang mereka bisa. Demi keuntungan sesaat dan menyesatkan. Beragam intrik dan trik menjadi bumbu penyedap pertunjukkan itu. Namun siapa yang hendak di salahkan? Moral yang terkikis ataukah pemikiran tentang uang?

Ternyata prilaku korup tersebut sangat berkaitan dengan pikiran tentang uang. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Organizational Behavior and Human Decision Processes, di Utah, Amerika Serikat, menemukan bahwa orang akan dua kali lebih menipu dan berbohong demi mendapatkan uang extra atau keuntungan.

old money

Penelitian tersebut melibatkan 300 mahasiswa jurusan bisnis yang diambil secara acak. Luar biasanya adalah semua orang dalam penelitian tersebut menunjukkan gejala peningkatan prilaku yang tidak sesuai dengan etika dan tindakan ketika mempertimbangkan segala sesuatu yang berkaitan dengan uang.
Subjek penelitian tersebut di bagi secara acak ke dalam kelompok-kelompok tertentu. Kelompok pertama diberikan frase-frase yang berkaitan dengan uang, misalnya, “ia bebas menghabiskan uang”. Sementara kelompok berikutnya diberi kalimat yang tidak berkaitan dengan uang, seperti “ia berjalan di atas rumput”.

Penelitian ini di lakukan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah merekonstruksikan frase-frase tentang uang kepada kelompok pertama yang terdiri dari 50 orang. Hasilnya, kelompok pertama lebih mudah mengatakan bahwa mereka mampu mencuri satu rim kertas dari fotocopy-an demi mendapatkan keuntungan dengan cepat. Hal sebaliknya terjadi pada kelompok dua, dimana mereka tidak direkonstruksi dengan frase tentang uang.

Tahap kedua melibatkan 91 siswa untuk memainkan sebuah permainan. Dimana mereka diminta berinteraksi dengan peserta lainnya dan menceritakan kebohongan dengan imbalan 50 ribu rupiah. Kemudian bagi yang menceritakan kejujuran diberi imbalan 20 ribu rupiah. Hasilnya adalah siswa yang menceritakan kebohongan dua kali lebih banyak daripada siswa yang menceritakan kejujuran.

Tahap ketiga memperlihatkan prilaku 61 orang pembisnis dengan pengalaman minimal 3 tahun. Mereka diminta dalam posisi untuk mempertimbangkan calon pekerja. Kasus yang mereka hadapi adalah seorang pemohon yang menawarkan untuk memberikan informasi rahasia pesaing yang akan menguntungkan bagi perusahaan jika ia diterima kerja.

Sekali lagi penelitian itu menghasilkan bahwa orang yang bekerja dengan pemikiran prima tentang uang lebih mudah mempekerjakan kandidat tidak etis seperti itu. Demikian juga dengan pembisnis yang direkonstruksikan dengan kalimat tentang uang. Mereka lebih mungkin menipu dalam persaingan yang merek curangi sendiri, terlepas dari apakah mereka bermain sesuai aturan atau tidak.

Penelitian tersebut juga mempertimbangkan apakah siswa bertindak demi kepentingan pribadi atau hanya bersikap egois. Dan mempertimbangkan apakah pembisnis berprilaku demikian karena pola pikir bisnis atau perasaan yang terkait dengan kekuasaan atau persaingan. Wow, hasilnya adalah pemikiran tentang uang dapat membuat seseorang berbohong, menipu dan mencuri bahkan dalam waktu 10 menit kemudian.

Mengapa uang dapat menimbulkan kenakalan-kenakalan seperti itu? Dan kenakalan yang terbesar mencuri dari rakyat yang dipimpinnya sendiri seperti para koruptor di Indonesia? Penelitian tersebut menjelaskan bahwa hal itu terjadi karena manusia hanya melihat segala sesuatu dari analisa bisnis, kepentingan dan manfaat. Sementara itu kita tidak mempertimbangkan hal-hal lain seperti moral, nilai-nilai religi, sopan santun dan etika.

Nah sekarang kita telah mengetahui bagaimana cara uang mampu mempengaruhi pikiran kita diluar pengaruh-pengaruh dari lingkungan yang pasti ada. Setujukah Anda dengan penelitian tersebut? Atau Anda akan berdalih bahwa secara logika tentu saja semua orang melakukan hal itu demi keuntungan? Jika begitu, selamat! Anda telah menjadi bagian dari pembuktian itu sendiri. Hehehe... ***