Tornado di Oklahoma Menelan Kerugian Rp19 T

MOORE – Tornado boleh memorakporandakan Kota Moore di Cleveland County, Negara Bagian Oklahoma. Angin kencang yang mengamuk selama 40 menit itu juga telah merenggut sedikitnya 24 nyawa dan meluluhlantakkan lebih dari 13 ribu rumah warga. Tetapi, badai tahunan tersebut tidak mampu menyurutkan semangat warga.

Sebelumnya (23/5) sebagian penduduk Oklahoma yang selamat dari tornado mulai berbenah. Terutama, mereka yang rumahnya masih utuh atau lingkungan tempat tinggalnya masih bisa dikenali. Tidak terkecuali, warga Kota Moore, Cleveland County, yang wilayahnya menjadi lintasan utama tornado. Selain meratakan 13 ribu rumah dengan tanah, tornado menghancurkan sejumlah sekolah dan rumah sakit.


Wali Kota Oklahoma City Mick Cornett berikan keterangan persnya, yang memperkirakan nilai kerugian karena badai mencapai USD 1,5 miliar (sekitar Rp 14,6 triliun) atau bahkan USD 2 miliar (sekitar Rp19,5 triliun). ’’Itu baru estimasi awal,’’ katanya.


Departemen Asuransi Oklahoma menyatakan, angka kerugian akan jauh di atas USD 2 miliar tersebut. Sebab, tornado meninggalkan jejak kerusakan yang sangat parah. Departemen Asuransi Oklahoma menambahkan, tornado yang menerjang beberapa kota di sekitar Oklahoma City itu sangat destruktif. Bahkan, tornado kali ini jauh lebih merusak ketimbang yang menghancurkan Kota Joplin, Jasper County, Negara Bagian Missouri, pada 2011. Saat itu, kerugian di Missouri mencapai USD 2 miliar. Kendati demikian, badai yang menyapu apa pun di lintasan sepanjang 27 kilometer tersebut tidak menimbulkan banyak korban jiwa di Oklahoma. Hingga kemarin, tercatat jumlah korban tewas 24 orang. Sekitar 10 di antaranya adalah anak-anak.


Sementara itu, tornado pada 2011 yang mencabik Missouri merenggut korban jiwa yang berjumlah jauh lebih banyak. ’’Tornado yang kami bicarakan ini hanyalah sekitar satu atau dua persen dari tornado yang sebenarnya,’’ ungkap Direktur Badan Penanggulangan Kedaruratan Oklahoma Albert Ashwood.


Menurut dia, tornado yang bertiup dengan kecepatan 321 kilometer per jam itu tidak sama dengan badai yang lain. Sebab, angin ribut berskala EF5 tersebut tidak sampai meluluhlantakkan setiap sudut yang dilalui. Di sisi lain, Harold Brooks menyebutkan faktor manusia menjadi salah satu penyebab jumlah korban jiwa sedikit. ’’Penduduk Moore sudah cukup akrab dengan tornado. Karena itu, mereka bisa mengambil keputusan yang tepat terkait dengan keselamatan dirinya,’’ ujar meteorolog pada National Severe Storms Laboratory di Kota Norman, Cleveland County, tersebut.(dos/jpnn)
Senin lalu, warga Moore hanya mempunyai waktu 10 menit untuk mengambil keputusan penting soal badai. Sebab, dalam kurun waktu yang singkat itu, tornado bakal menghantam kota yang berpenduduk sekitar 56 ribu jiwa tersebut. Karena sudah empat kali diterjang badai, warga pun sudah mampu mengenali gejala alam. Mereka pun sigap mengantisipasi terjangan badai dengan berlindung di ruangan yang sempit. (RLS/Reuters)