Inilah Adzab Mengerikan untuk Pelaku LGBT

Apa Itu LGBT? 

Istilah LGBT (Lesbi, Gay, Bise-ksual dan Transgender) saat ini menjadi istilah yang sedang cukup marak di tengah masyarakat. Lahirnya LGBT diawali dari pembetukan Gay Liberation Front (GLF) di London tahun 1970. 

Sebuah gerakan kampanye LGBT pun dilakukan, sebagai upaya penyadaran kepada masyarakat bahwa apa yang mereka lakukan tersebut bukan lah sebuah penyimpangan, mereka menuntut agar hak-hak mereka diakui. Di Indonesia sendiri, gerakan ini terus dikampanyekan secara politis dan teologi. 

Di bidang politik, Rancangan Undang-Undang Keadilan dan Kesetaraan Gender (RUU KKG) memiliki celah untuk melegalkan praktik tersebut di Indonesia. LGBT menggunakan symbol bendera pelangi. Ini menunjukkan maksud semua jenis kelamin, semua jenis ras menjadi satu kesatuan. Bendera pelangi untuk pertama kalinya dirancang oleh seorang seniman asal San Fransisco bernama Gilbert Baker pada tahun 1978. 

LGBT dalam Sejarah Islam 

Di dalam Islam, prilaku penyimpangan homos-eksual menjadi perbuatan keji dengan ancaman neraka yang menyala-nyala. Bahkan adzab mengerikan bisa diturunkan seketika kepada ummat manusia yang melakukan praktik-praktik hubungan laki-laki dan perempuan atau sesama yang melampaui batas tersebut. Hal ini yang dialami oleh ummat Nabi Luth As, yang dikenal dengan sejarah bencana kaum Sodom. Kota Napoli merupakan salah satu kota wisata di Romawi. Di atasnya berdiri sebuah Gunung Vesuvius, yang dikenal dengan nama The Warning Mountain (Gunung Peringatan). 

Di Kota Napoli tersebut, kemaksiatan telah meraja lela. Pelacuran terjadi dimana-mana. Bukan hanya berlawanan jenis namun juga para pelaku hubungan laki-laki dan perempuan atau sesama jenis. Di pintu-pintu rumah masyarakatnya diletakkan symbol-simbol kelamin yang memberikan makna pemujaan kenikmatan hubungan laki-laki dan perempuan atau sesama di masyarakat di kota tersebut. Pada tahun 79M, Gunung Vesuvius tiba-tiba saja meletus. 

Awan panas dan abu vulkanik menghancurkan kota tersebut sehingga kota tersebut hilang dan terlupakan. Ribuan tahun kemudian, seorang peneliti yang sedang berjalan di atas kota yang hilang tersebut menemukan fosil atap sebuah bangunan. Lalu dilakukan lah penggalian atas kota yang hilang tersebut. Penggalian memakan waktu 150 tahun. 

Setelah terangkat kepermukaan, terdapat pemandangan mengerikan yang terjadi pada kota tersebut. Terlihat banyak fosil-fosil manusia yang sedang dalam posisi berhubungan badan. Ada yang dengan sesama jenis dan ada pula yang dengan anak-anak. Benar-benar dalam kekejian yang nyata. Kondisi wajah-wajah mereka pun masih tampak seperti hidup dan tak menyadari apa yang terjadi. Ini sekaligus membuktikan bahwa terjadi letusan gunung dan awan panas di kawasan itu terjadi sangat cepat, seperti yang Allah jelaskan di dalam ayat Al Quran. 

Penemuan ilmiah yang sangat bersejarah ini menjadi pelajaran bagi semua manusia akan ancaman Allah terhadap orang-orang yang berprilaku hubungan laki-laki dan perempuan atau sesama jenis dengan melampaui batas. Dengan kemaksiatan yang dilakukan tersebut, Allah menghancurkan masyarakat Kota Napoli hanya dalam hitungan detik. 

“Tidak ada siksaan atas mereka melainkan satu teriakan saja; maka tiba-tiba mereka semuanya mati.” (QS. Yaasiin, 36:29)" 

Cara Mencegah Agar Tidak Tertular LGBT 

Dalam catatan statistik, jumlah pelaku LGBT terus meningkat. Meskipun mereka tidak menghasilkan keturunan dari pernikahannya, pertambahan jumlah tersebut jelas disebabkan pengaruh mereka kepada orang-orang disekitarnya. Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebagai bentuk penyadaran dan upaya pencegahan agar kita dan anak-anak kita tidak terjangkit penyimpangan hubungan laki-laki dan perempuan atau sesama jenis tesebut, diantaranya adalah sebagai berikut: 

1. Menjaga lingkungan pergaulan anak-anak, seperti misalnya, untuk anak laki-laki jangan terlalu dominan hanya bermain dengan perempuan. Tapi semestinya dengan anak laki-laki. Atau sebaliknya, anak perempuan yang terlalu sering bermain dengan anak laki-laki sehingga sifatnya lebih kelelakian. 

2. Memberikan pemahaman nilai-nilai agama dan moral tentang kamaksiatan hubungan laki-laki dan perempuan atau sesama jenis yang keji tersebut. Kisah ummat Nabi Luth menjadi pelajaran paling nyata dari Azab Allah. 

3. Mengajak anak-anak untuk hadir di acara-acara seminar tentang bahaya LGBT yang akan memberikan wawasan akademis kepada anak-anak. 

4. Memproteksi pergaulan yang bisa mengarah ke celah tersebut. Perhatikan siapa yang menjadi teman anak-anak kita. Jangan sampai para pelaku LGBT mendekatinya dan memberikan pengaruh kepada anak-anak. 

Berikan kasih sayang yang lebih kepada anak-anak agar mereka lebih dekat dengan orang tua. Sehingga ketika ada masalah terjadi, orang tua lah yang akan menjadi tempat mengadu.