Ada Piramida Aneh di Kutub Selatan, Siapa Yang Membuat?

                                                                     foto: google earth


Dunia sosial media belakangan ini dihebohkan dengan gambar sebuah bangunan piramida yang terkubur di hamparan padang es kutub utara. 

Seorang netizen mengambil foto dari google earth dan didukung dengan teorinya. Foto itu seketika viral dan mengundang ribuan komentar. Banyak yang mempertanyakan siapa yang membuat bangunan aneh tersebut. Ada yang menyebut jika bangunan itu merupakan peradaban purba yang baru ditemukan. 


Ada juga yang mengatakan terjadinya bangunan itu merupakan campur tangan makhluk ruang angkasa yang mendesainnya. Lalu manakah yang benar dari semua itu? 

Semua pendapat itu disanggah oleh Eric Rignot, seorang ahli sains sistem planet bumi dari University of California, Irvine Amerika. Ia mengatakan bahwa bangunan itu hanyalah pegunungan biasa yang kebetulan bentuknya simetris menyerupai piramida. 

“Bentuk gunung yang simetris bukan lah hal yang aneh, di dunia ini banyak gunung berbentuk simetris, namun biasanya hanya dua sisi, kali ini bukan tidak mustahil simetris pada empat sisinya menyerupai piramida,’ ungkap Eric di Live Science. 

Gunung ‘piramida’ yang belum diberi nama tersebut merupakan salah satu dari banyaknya gunung dalam jajaran Pegunungan Ellsworth Antartika. 

Gunung tersebut pertama kalinya ditemukan oleh British Antarctic Expedition pada tahun 1910-1913, namun tak pernah dipublikasikan secara luas setelah itu. 

Para ahli yang melakukan penelitian di Kutub Selatan seringkali hanya menyebut gunung itu dengan sebutan “piramida” agar mudah diingat dan juga memudahkan penyebutan. 

Gunung piramida terletak di koordinat 79°58’39.25″S 81°57’32.21″W — di bagian selatan Pegunungan Ellsworth, merupakan sebuah kawasan yang disebut Heritage Range. 

Wilayah ini cukup terkenal karena adanya penemuan fosil-fosil purba luar biasa, seperti halnya trilobit di Periode Cambrian sekitar 500 juta tahun lalu, seperti laporan USGS pada 1972. 

Hal ini pulalah yang membuat para netizen bisa mengeluarkan berbagai teori yang mereka yakini. 

“Gunung itu memang tidak tinggi, tetapi bentuknya sangat unik sehingga membuat banyak orang berpikir berbeda tentang gunung itu,” ujar Mauri Pelto, profesor sains lingkungan hidup dari Nichols College in Dudley, Massachusetts. 

Pelto menjelaskan, terjadinya bentuk empat sisi gunung yang simetris tersebut disebabkan adanya erosi yang terjadi di gunung tersebut. salju atau air mengisi bagian celah-celah dalam gunung pada waktu siang hari. Dan ketika malam tiba dan suhu mulai turun, salju mulai membeku dan mengembang, lalu berubah menjadi es. 

“Es yang mengembang itulah menyebabkan retakan semakin besar,” paparnya.