Cerita Rakyat dari Sulawesi Utara - Sigarlaki


Cerita rakyat dari Sulawesi Utara – ini mengisahkan tentang seorang pemburu dan pembantunya. Pemburu yang kesal karena tidak mendapat hasil buruan kemudian dia menyiksa pembantunya dengan cara memasukkannya ke dalam kolam. Cerita rakyat Indonesia ini bisa dikatakan sangat menginspirasi kita bagaimana cara memperlakukan seorang pembantu. Jangan menganiayanya apalagi jika dia tidak bersalah. Cerita rakyat dari Sulawesi utara ini berjudul Si Sigarlaki dan Si Limbat. Untuk lebih jelasnya mari kita simak cerita rakyat dari Sulawesi Utara ini.

Sigarlaki adalah pemburu perkasa yang terkenal dengan keahliannya menombak. Tak satu pun hewan buruan luput dari tombakannya. Sigalaki memiliki pelayan setia bernama Limbat. Segala sesuatu keperluan Sigarlaki selalu dilayani Limbat dengan baik. Tak ada satu pun yang diperintahkan Sigarlaki yang tidak dikerjakan Limbat.

Pada suatu pagi, Sigarlaki pergi berburu ke hutan. Namun sampai sore, dia tak menemukan hewan buruan satu pun hutan berna-benar sepi seoalah-olah semua binatang bersembunyi dan mengettahui Sigarlaki hendak memburu mereka. Sigalaki pulang dengan tangan hampa. Sesampainya di rumah, Limbat menyambut majikannya di pintu dengan muka sedih. Sigarlaki kemudian menanyakan kenapa Limbat bermuka sedih hari itu. Limbat lalu menjelaskan bahwa daging persediaan di dapur telah dicuri orang. Sigarlaki yang sedang kesal karena seharian tidak mendapat hewan buruan, menjadi semakin kesal.
Sigarlaki menuduh Limbat lah yang telah mencuri daging itu. Mendengar tuduhan tuannya Limbat terkejut dan sehi sebab dia tidak merasa mengambil daging tersebut. Limbat tetap mengatakan bahwa daging itu telah dicuri orang. Limbat kemudian menjelaskan kejadian yang berlaku ketika Sigarlaki pergi berburu. Pada hari itu Limbat sedang mengambil ari di sungai dan ketika kembali ke rumah daging itu hilang. Sigarlaki tetap tidak percaya, dia menuntut Limbat untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.

Sambil menyeret Limbat ke kolam yang ada di belakang rumah Sigarlaki menyuruh Limbat untuk menyelam ke dalam kolam bersama dengan tombaknya. Jika tombak itu keluar lebih dulu dari dalam kolam maka Limbat terbebas dari tuduhan. Namun, jika Limbat keluar lebih dulu dari dalam kolam berarti Limbatlah yang telah mencuri daging tersebut.
Limbat ketakutan mendengar syarat yang diajukan Sigarlaki. Namun, karena dia ingin membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, Limbat menyelam ke dalam kolam bersamaan dengan Sigarlaki menancapkan tombaknya. Baru saja Sigarlaki menancapkan tombaknya, ada babi hutan minum di tepi kolam. Sigarlaki cepat-cepat mengangkat tombaknya dan melemparkan ke arah babi hutan itu. Namun, tombakan Sigarlaki luput dan babi hutan itu melarikan diri. Limbat segera keluar dari kolam.

Setelah keluar dari kolam Limbat segera menemui Sigarlaki dan mengatakan bahwa telah terbukti dirinya tidak bersalah. Sigarlaki ingkar janji dia tidak puas dengan uji coba yang pertama. Kemudian Sigarlaki kembali menyuruh Limbat masuk ke dalam kolam untuk kembali membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.

Dengan berat hati, Limbat kembali menyelam ke dalam kolam mengikuti perintah majikannya. Bersamaan dengan itu, sigarlaki menancapkan tombaknya ke dasar kolam baru saja Sigarlaki menancapkan tombaknya, tiba-tiba seekor kepiting besar menggigit kaki Sigarlaki. Dia menjerit-jerit kesakitan dan tanpa sengaja mengangkat tombaknya ke permukaan kolam. Tombak itu untuk kedua kalinya keluar lebih dulu daripada Limbat. Keluarnya tombak itu ke permukaan kolam lebih dulu daripada Limbat telah membuktikan bahwa Limbat tidak bersalah. Karena sembarangan menuduh, Sigarlaki mendapat hukuman digigit kepiting besar.