Kebakaran Gambut dan Cara Mengatasinya

Provinsi Riau menjadi langganan asap usai terjadi kebakaran hutan. Pada awal tahun 2014 ini, Riau kembali dikepung oleh asap yang akibat kebakaran yang terjadi beberapa pekan. Lahan yang terbakar umumnya hutan, perkebunan milik warga dan perusahaan. Menurut BPBD Riau, sekitar 3.167 hektare lahan terbakar. Daerah yang selalu menjadi langganan kebakaran adalah Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Siak


Kebakaran ini terjadi hampir berminggu-minggu karena api susah dipadamkan. Pasalnya kebanyakan lahan yang terbakar adalah lahan gambut. Mengapa lahan gambut demikian susah dipadamkan? berikut ini ulsannya.

Sebenarnya pada kondisi alami lahan gambut sulit terbakar, pasalnya sifat gambut menyerupai spons yang dapat menyerap dan menahan air secara maksimal. Sifatnya ini membuat lahan gambut tidak mengalami perubahan kondisi meski iklim sedang hujan ataupun musim kemarau. Kondisinya keseimbangan ekologisnya hanya akan terganggu jika adanya konversi lahan atau pembuatan kanal.

Memasuki musi kemarau, kondisi lahan gambut akan sangat kering hingga mencapai kedalaman tertentu dan menyebabkan kebakaran. Sisa tumbuhan yang terkandung dibawah permukaan lahan gambut merupakan bahan bakar yang dapat menyebabkan api menjalar di bawah permukaan tanah secara lambat dan dan sulit dideteksi, dan menimbulkan asap tebal. Kondisi ini diperparah karena Api di lahan gambut sulit dipadamkan. Sehingga menyebabkan asap terjadi hingga berbulan-bulan, karena bara api berada beberapa meter di kedalaman tanah. Hanya musim penghujan yang dapat mematikan api secara total.

Namun jika harus menunggu musim hujan, tentu akan membutuhkan waktu yang lama, demikian halnya jika menunggu pemerintah. Tentu saja ini berdampak pada menurunnya tingkat kesehatan masyarakat yang disebabkan karena asap. Berikut ini beberapa cara sederhana untuk mematikan api dilahan gambut.

Siapkan mesin pompa yang bertekanan tinggi berikut dengan mesin penggerak, drum penampungan air/ pompa air, selang bertekanan panjang sekitar 100 meter, tongkat penyemprot/stik semprot, masker penahan debu dan asap serta  sepatu boot.

Pompa air bertekanan tinggi dapat memadamkan api dalam radius yang luas. Selain memadamkan api, air dari pompa juga mampu mengurangi panas yang ditimbulkan akibat kebakaran. Dengan  selang bertekanan, air yang ditembakkan dapat menjangkau kawah-kawah api lahan gambut yang dalam sehingga kawah api yang terjadi dapat dipadamkan dengan segera. Selang ini bentuknya ramping, ringan, tebal, tahan panas, dan gampang ditarik semakin memudahkan menuju titik sasaran kebakaran.

Langkah pertama adalah menentukan titik sasaran. Jika sedang terjadi kebakaran dengan api yang menyala-nyala atau telah lama terjadi kebakaran dengan adanya kawah-kawah api yang dapat menenggelamkan kaki kita bila terinjak.

Apabila sedang terjadi kebakaran, aturlah stik semprot dengan cara mengabut. Kabut yang dibuat akan segera memadamkan api secara luas dan mengurangi panas yang menyengat karena butir-butir uap air yang ditembakkan dapat  menyerap panas.

Bila memadamkan api di kedalaman lahan gambut, aturlah stik dengan bentuk menembak seperti laju peluru. Air yang ditembakkan akan masuk ke dalam kawah hingga ke lapisan bawah sehingga api akan padam segera.

Penggunaan teknologi ini cukup efektif dan ekonomis dan efisien. Namun tetap saja, peran masyarakat dan pemerintah dalam menjaga hutan menjadi hal utama sebagai upaya pencegahan terjadinya kebakaran terutama di lahan gambut. ***