Gunung Sumeru, Puncak Tertinggi Pulau Jawa

Bagi Anda yang hobi pertualangan, menakhlukan puncak Sumeru tentu menjadi tantangan tersendiri yang menakjubkan. Bagaimana tidak, Anda akan melihat bagaimana sensasi berdiri di puncak tertinggi pulau jawa, Puncak Mahameru. Gunung yang dipercaya sebagai tempat tinggal para dewa ini, berada dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BTS)

Gunung Sumeru atau Semereu merupakan gunung berapai tertinggi di pulau jawa dengan puncaknya, Mahameru setinggi 3.676 meter dari permukaan laut. Disana terdapat kawah yang bernama Jonggring Saloko. Kawah ini setiap 15-20 menit menyemburkan asap vulkanik disertai dentuman yang menggelegar. Momen ini biasanya  dimanfaatkan pendaki untuk berfoto-foto.


Dipuncak, Anda akan melihat hamparan pasir serta bebatuan berserakan di atas puncak. Di sebelah selatan tampak terlihat laut selatan pesisir Lumajang, di sisi utara terlihat pegunungan Tengger serta Bromo, ke arah barat Anda juga melihat bentuk mungil Gunung Arjuna dan Welirang. Sementara, di sisi Barat ada Gunung Kawi dan Panderman yang membuat Anda semakin berdecak kagum. Apalagi gumpalan awan yang membuat Anda serasa diatas mega.

Puncak Mahameru dapat ditempuh melalui kota Malang atau Lumajang. Tepatnya dari terminal kota malang , kita melanjutkan perjalanan dengan naik angkutan umum menuju desa Tumpang. Dari sana perjalanan disambung lagi dengan Jip atau Truk Sayuran yang banyak terdapat di belakang pasar terminal Tumpang. Tarif untuk sampai ke Pos Ranu Pane, desa terakhir di kaki semeru adalah Rp.20.000,- per orang.

Setelah sampai di Ranu Pane, Anda langsung disuguhkan dengan pemandangan dua buah danau yakni Ranu Pani (1 ha) dan Ranu Regulo (0,75 ha) yang terletak pada ketinggian 2.200 mdpl.

Sekitar 5 km dari Ranu Pane, perjalanan akan dilanjutkan dengan menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi bunga edelweis, Anda  lalu akan sampai di Watu Rejeng. Pemandangan dihiasi hutan cemara dan pinus yang terkadang diselimuti kepulan asap dari puncak semeru. Setelah menempuh jarak sekitar 4,5 Km, Anda akan sampai di Ranu Kumbolo.

Disana terdapat pondok pendaki (shelter)dan danau dengan air yang bersih dan memiliki pemandangan indah. Terlebih saat menjelang pagi hari, saat matahari terbit disela-sela bukit. Dari Ranu Kumbolo Anda akan mendaki bukit terjal, dengan pemandangan yang sangat indah di belakang ke arah danau.

Di depan bukit terbentang padang rumput yang luas yang dinamakan oro-oro ombo. Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus seperti di Eropa. Dari balik Gn. Kepolo tampak puncak Gn. Semeru menyemburkan asap wedus gembel.

Anda kemudian akan menemukan hutan cemara atau Cemoro Kandang. Dimana disana banyak ditemui burung dan kijang.  Untuk menuju puncak Semeru, masih diperlukan waktu 3-4 jam, melewati bukit pasir yang sangat curam dan mudah merosot.

Perjalanan dari pos Arcopodo, biasanya dilakukan pada tengah malam sekitar pukul 01.00.  Pada jam ini, kondisi tubuh dinilai lebih fresh setelah beristirahat sebelumnya. Selain itu  medan yang ditempuh dianggap tidak terlalu berbahaya dibanding siang hari dengan awan panas dan deburan angin disertai pasir akan sangat mengganggu pendakian menuju puncak. Perjalanan malam juga membuat pendaki bisa menikmati pemandangan matahari terbit di tengah samudera awan yang sangat memesona.

Hal yang pastinya ingin dilihat dari pendakian Bromo adalah merasakan sunrise dari penanjakan. Penanjakan merupakan sebuah punggungan bukit sebagai akses melihat Gunung Semeru, Gunung Bromo dan Gunung Batok. Disana Anda bisa menyaksikan terbitnya matahari dan dipastikan tidak ingin kehilangan moment ini.

Jika langit sedang cerah, Anda dapat melihat bulatan matahari yang awalnya sekecil pentul korek api, perlahan-lahan membesar dan  membentuk bulatan menerangi pemandangan gunung-gunung yang ada di kawasan ini.

Usai menyaksikan matahari terbit, Anda dapat kembali menuruni Gunung Pananjakan dan menuju Gunung Bromo. Sinar matahari dapat membuat Anda melihat pemandangan sekitar. Anda akan melewati lautan pasir yang luasnya mencapai 10 km persegi.

Lakukanlah pendakian pada musim kemarau, yaitu bulan Juni, Juli, Agustus, dan September. Pendakian pada musim hujan berisiko terjadi hujan badai dan tanah longsor. ***