Istana Maimun Medan, Pesona Kembali ke Masa Lalu


Berlibur ke Sumatra Utara, belum lengkap rasanya jika belum singgah ke Istana Maimun Medan. Istana yang menjadi salah satu icon kota Medan ini merupakan salah satu dari istana termegah di Indonesia. Dengan ineterior yang unik yakni design ala kebudayaan Melayu berpadu dengan gaya Islam, India dan Italia, membuat bangunan ini memiliki nilai arsitektur yang tinggi.

Istana Maimun Medan merupakan istana yang terletak di jalan Brigadir Jenderal Katamso, kelurahan Sukaraja, kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara. Istana yang juga disebut dengan Istana Putri Hijau ini merupakan bukti kebesaran Kerajaan Deli. Sejarah mencatat, pembangunan istana selesai pada 25 Agustus 1888 M pada masa kekuasaan Sultan Makmun al-Rasyid Perkasa Alamsyah. Sang Sultan merupakan putra sulung Sultan Mahmud Perkasa Alam, pendiri kota Medan.

Istana yang memiliki luas sebesar 2.772 m2 ini mempunyai 30 ruangan dengan desain interior yang unik. Bangunan tingkat dua ini memiliki luas halamannya mencapai 4 hektar serta ditopang oleh tiang kayu dan batu. Tiga ruang utama menjadi bagian dari bangunan ini, yakni bangunan induk, sayap kanan dan sayap kiri.

Pengalaman hidup menjadi bagian dari istana adalah salah satu daya tarik wisata ini. Hanya dengan Rp.3000 saja para pengunjung yang datang ke istana, bisa melihat-lihat koleksi yang dipajang di ruang pertemuan, seperti foto-foto keluarga sultan, perabot rumah tangga Belanda kuno, dan berbagai jenis senjata.

Anda dapat menelusuri keindahan dan kemegahan Istana Maimun dari balik dindingnya yang kokoh dan puluhan kamar yang tersebar di dua lantai. Kemegahan lampu kristal khas Eropa, kursi, meja maupun lemari hingga puluhan koleksi istananya membuat Anda akan berdecak kagum dengan kejayaan masa lalu. Anda juga akan disuguhi  cerita kejayaan Kesultanan Deli masa lalu.

Terunik adalah meriam buntung yang memiliki legenda penjelmaan putri yang cantik. Orang Medan menyebut meriam ini dengan sebutan meriam puntung. Konon ceritanya, Putri yang menjelma menjadi meriam merupakan adik Putri Hijau dari Kerajaan Deli Tua bernama Mambang Khayali yang sangat cantik jelita. Dia berubah menjadi meriam karena mempertahankan istana dari serbuan Raja Aceh yang ditolak pinangannya oleh Putri Hijau.

Saat perang terjadi, meriam ini tidak henti-hentinya menembakkan hingga menjadi terlalu panas. Meriam ini kemudian pecah menjadi dua, dimana satu potongannya jatuh di Kampung Sukanalu, Tanah Karo.

Sedangkan bagian yang lain disimpan pada bangunan kecil di sisi kanan Istana Maimun. Kepercayaan warga sekitar mempercayai jika menaburkan bunga pada hari Senin, Kamis atau Jumat, maka segala keinginan akan terwujud.

Terlepas dari kepercayaan tersebut, Meriam Puntung adalah sepotong kisah yang menambah pengalaman menarik wisatawan yang mengunjungi Istana Maimun Medan.

Bangunan bersejarah ini terbuka untuk umum setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Tarif masuknya Rp3.000,- untuk anak-anak dan Rp5.000,- untuk dewasa. Lokasinya pun mudah dijangkau karena terletak ditengah Kota Medan. Berbagai layanan akomodasi baik berbintang atau melati mudah dicari sekitar Istana Maimun Medan ini.

Sementara itu untuk jenis makanan mudah ditemukan di sana. Disepanjang jalan kota Medan sudah dipenuhi oleh pedagang kaki lima yang menawarkan berbagai macam masakan tradisional.