Lokalisasi PSK Sintai Ikuti Kegiatan Ramadhan

Driau.com  -- Bukan hanya tarawih, tadarus atau pun keramain pasar kaget yang menjual berbagai takjil dan hidangan berbuka. Tapi Ramadan juga ada di Tempat Hiburan Malam. Lokasi-lokasi tempat mencari kesenangan ini juga akan selalu menyambut Ramdan dengan caranya sendiri.

Di awal Ramadan ini, Pos Metro (Riau Pos Grup) mencoba melongok langsung segala aktifitas di bebeberapa lokalisasi pelacuran. Di kompleks 1001 Malam, atau yang lebih dikenal dengan Telukpandan atau Sintai juga tak ketinggalan menyambut datangnya Ramadan. Pusat Rehabilitasi non Panti menggelar berbagai kegiatan keagamaan di masjid Nurlu Ilmi, mengisi masa libur tiga hari seperti yang ditetapkan Pemko Batam.

Diisi dengan kegiatan pengajian, acara sambut Ramadan ini nyaris diikuti seluruh Penjaja Se=ks komersil (PSK) hingga karyawan-karyawan bar yang ada di lokalisasi itu.

Jumat (12/7) malam, kembali lokasi itu bergeliat. Masuk dari pintu portal utama, kedatangan POSMETRO langsung disambut dengan karcis masuk Rp5 ribu.

Malam itu, deretan bar seakan seperti kuburan nyaris sepi tanpa penghuni. Pintu-pintu yang biasanya dihiasi para PSK yang biasa duduk di depannya, malam itu seperti tidak ada. Tiba di Masjid Nurul Ilmi, terlihat sesak oleh jamaah di dalamnya. 

Wanita-wanita yang menjadi makmum salat tarawih itu pun bubar dan kembali masuk ke bar masing-masing. Seorang pengurus masjid disana menyebutkan, hampir semua jamaah yang hadir malam itu adalah penghuni lokalisasi teluk pandan.

Tepat pukul 21.00 WIB, aktifitas di tiap bar mulai menunjukkan aktifitasnya. Dengan berbagai bentuk pakaian yang memperlihatkan bentuk tubuh, puluhan PSK mulai bermunculan dari balik pintu bar. Menenteng kursi plastik, mereka mulai berdiri di depan bar . Duduk berderet bak panitia penyambut tamu, mereka siap beraksi.

Diantaranya ada sosok, Nini, (bukan nama sebenarnya). Wanita berusia 21 tahun itu hanya mengenakan setelan kaus singlet dipadu celana pendek. Diujung mulutnya, sebatang rokok filter baru saja disulutnya. Ditanyai tentang aktifitasnya sebagai PSK, Nini mengaku mengikuti perintah dari sang mami kapan mereka bisa mulai berpraktik.

“Kami ikut saja kata mami, kapan liburnya, dan kapan mulai kerja lagi,” ujar wanita itu.

Nini adalah satu dari sekitar 200- an PSK yang pada Ramadan ini memilih tinggal. Sedangkan ratusan PSK lainnya memilih pulang kampung setelah mendapatkan izin dari majikan mereka. “Kebanyakan sekarang mereka pulang. Hampir 50 persen pulang, nanti juga habis lebaran balik lagi kemari,” jelas Nini.

Meski malam itu relatif sepi pengunjung, namun para PSK terus saja menebar pesona mencari para pria hidung belang. Suasana menjadi hiruk pikuk saat jelang pukul 22.00 pengelola bar baru menghidupkan musik. Hanya saja, jika sebelumnya mereka bisa bekerja hingga pukul 04.00, bulan ini mereka bekerja sampai pukul 02.00.

Kebanyakan orang di luar beranggapan daerah lingkungan Lokalisasi, Teluk Pandan, merupakan tempat berbuat maksiat.

Buka Puasa Bersama Wanita-wanita penghibur
Namun selama bulan Ramadan di lokalisasi tersebut, juga sama seperti yang dilakukan orang kebanyakan. Pasalnya di lokalisasi tersebut juga banyak yang menjalankan ibadah puasa menahan lapar dan haus pada siang hari. Bahkan pada malam harinya, ratusan PSK tersebut juga menjalani salat secara berjamaah.

Menurut Ahmad Ibrahim atau yang kerap disapa Ustad Rahim, sejak awal puasa hingga saat ini banyak PSK yang melaksanakan ibadah. Dari salat secara berjamaah, bahkan hingga buka bersama secara bersama-sama.

“Setiap hari semenjak Ramadan, selalu ramai orang beribadah. Bahkan saat tarawih juga masjid ini penuh,” ujarnya kepada POSMETRO, Jumat. (12/7) malam.

Pada saat akan melakukan salat tarawih secara berjamaah, ia mengatakan, para jamaah melakukan buka puasa bersama dan dilanjutkan dengan salat secara berjamaah.
Selama memimpin jamaah di masjid Nurul Ilmi ini, Rahim juga selalu memberikan ceramah-ceramah agama.

“Makanya saat saya ceramah, selalu menggunakan bahasa yang halus. Agar tidak menyinggung perasaan para jamaah saya,” ujarnya.

Selama bulan Ramadan ini, ia menambahkan, Masjid selalu ramai, dari salat Subuh hingga salat tarawih selalu ada yang ikut shalat secara berjamaah. Bahkan saat shalat Jumat juga banyak pekerja galangan kapal yang tak jauh dari lokalisasi ini, ikut salat berjamaah.

“Selama Ramadan Masjid selalu ramailah, saya juga ikut senang,” katanya.

Namun selama bulan Ramadan ini, Kata Rahim, shalat tarawih terbilang sangat cepat dilakukan. Dumulai sekitar pukul 20.30 WIB harus segera selesai, mengingat jamaah yang rata-rata sebagai PSK akan melakukan pekerja malam ini harus segera bekerja lagi untuk mencari nafkah. Semua tempat lokalisasi berdasarkan keputusan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, bisa beraktifitas dimulai pukul 21.00 WIB. “Makanya terbilang cepat shalat tarawihnya,” imbuhnya.


Tahun ini Banyak yang Tobat

Sementara menurut Muhammad Rais selaku korrdinator keamanan lokalisasi 1001 malam, pada tahun ini jamaah yang melakukan ibadah di Masjid bisa dikatakan meningkat, pasalnya sejak awal Ramadan hingga saat ini Masjid selalu ramai dan penuh jamaah saat shalat tarawih dan ia juga beranggapan pada tahun ini sudah banyak PSK yang telah sadar.

“Sudah banyak yang tobat, tahun ini,” tegasnya.

Selama Ramadan, katanya, lokalisasi Sintai juga menerapkan 3-3-3 atau tiga hari awal Ramadan tutup, tiga hari pertengahan puasa tutup dan tiga hari menjelang lebaran juga tutup.

Hal ini diterapkan sesuai dengan ketentuan pemerintah Kota Batam. Selama 3-3-3 atau lokalisasi ditutup untuk umum, siapapun dilarang keras untuk masuk daerah lokalisai dan hanya pada malam takbiran saja dibuka.

“Saat malam takbiran banyak juga keluarga PSK yang ingin menjenguk, tapi harus jelas dulu orangnya baru bisa masuk kedalam,” tegasnya.

Berdasarkan data yang ada, ia mengatakan, di dalam lokalisasi Teluk Pandan ini ada sebanyak 26 bar dan jumlah PSK yang ada sebanyak 316 orang. Namun sejak awal Ramadan banyak juga yang izin untuk pulang kampung dan akan menjalankan ibadah selama bulan Ramadan di kampung halamannya.


 “Saat ini kemungkinan yang ada hanya sekitar empat puluh persen saja, sementara yang lainnya banyak yang sudah pulang kampung,” bebernya. (*)


* tim posmetro/rpg