33 Spesies Baru Semut Ditemukan

Driau.com -- Tim peneliti serangga University of Utah menemukan 33 spesies semut baru di Amerika Tengah dan Karibia. Jenis semut separuh buta ini ditemukan di sela-sela daun dan kayu di hutan hujan tropis. Ukurannya terbilang mungil, sekitar dua milimeter.

"Spesies baru ini kebanyakan ditemukan di wilayah hutan konservasi di Amerika Tengah," ujar entomologis dari University of Utah, Jack Longino, Jumat, 2 Agustus 2013. Semut-semut itu ditemukan saat mereka sedang merayap dan mengunyah serangga yang lebih kecil.

Menurut Longino, semut-semut itu berperan penting terhadap ekosistem hutan hujan tropis, khususnya untuk proses penyerbukan tanaman.

Di bawah mikroskop, semut-semut itu terlihat cukup garang. Wajah mereka seolah memiliki perisai dengan titik-titik kecil di bagian pinggir mata. Mereka memiliki rahang yang kuat dan tajam. "Mereka terlihat seperti monster alien kecil," imbuh Longino, seperti dikutip Livescience.

Sebagian semut yang dijabarkan dalam penelitian ini berasal dari genus Eurhopalothrix, yang jenisnya dapat dibedakan melalui bentuk rambut dan tubuhnya. Sebagian lainnya berasal dari genus Octostruma, yang dibedakan melalui antena di kepalanya.

Spesies baru yang ditemukan di Guatemala dan Honduras diberi nama Eurhopalothrix zipacna, yang artinya buaya jahat pada zaman suku Maya. Adapun spesies lainnya yang hidup di Honduras dan Costa Rica dinamakan Eurhopalothrix xibalba.


Sejauh ini, para ilmuwan sudah menemukan 15 ribu spesies semut di seluruh dunia. "Total spesies semut kemungkinan mencapai 100 ribu," kata Longino, pakar semut yang sudah menemukan 131 spesies semut baru.

Separuh dari spesies baru penemuan Longino sudah dideskripsikan melalui jurnal Zootaxapada 29 Juli lalu. Sisanya akan dipublikasikan dalam waktu dekat melalui jurnal yang sama. Penelitian Longino menunjukkan tingkat keragaman semut di wilayah tropis terbilang sangat tinggi. ***livesscience