Data Pemudik Melonjak Melebihi Tahun Lalu

Driau.com -- Pihak Kementerian Perhubungan R.I memperkirakan mudik Lebaran tahun 2013 ini mencapai jumlah 17.393.016 orang dengan rincian 6.221.563 orang akan menggunakan jalan raya, 3.334.425 menggunakan angkutan sungai dan penyeberangan, 2.795.933 dengan kereta api, 1.284.461 menggunakan kapal laut serta pesawat udara 3.756.464 orang. Mudik dengan menggunakan sepeda motor tahun ini diperkirakan akan mencapai 3 juta sepeda motor dan 1.76 juta mobil pribadi.

Daerah tujuan utama para pemudik adalah Jawa Tengah , Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan dan Nusa Tenggara.

Mudik dengan sepeda motor masih tetap merupakan pilihan utama karena biaya yang sangat murah,padahal risikonya sangat tinggi. Menurut catatan pihak kepolisian, selama mudik tahun 2012 lalu, kematian di jalan raya mencapai 50 jiwa melayang setiap harinya. 70 persen dari kematian di jalan raya itu adalah pengendera sepeda motor yang disebabkan faktor keletihan, dehidrasi dan beban berat yang diangkut. Pihak kepolisian jauh-jauh hari sudah menghimbau agar mudik ke kampung halaman tidak menggunakan sepeda motor.

Berbagai pihak ikut serta berperan untuk mengurangi jumlah korban kecelakaan dengan memberikan kesempatan kepada masyarakat dengan menggunakan kereta api gratis, artinya sepeda motor dinaikkan kereta api. Pemerintah juga bermurah hati memberikan layanan mudik dan menyediakan Rp.25 miliar dan menyiapkan khusus angkutan untuk sepeda motor sebanyak 30.000 unit gratis.

Banyak perusahaan besar menyediakan bus besar untuk para pemudik karyawannya jurusan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Salah satu perusahaan yang menyediakan bus besar full ac adalah perusahaan jamu yang memiliki ratusan karyawan dan agen-agen penjual yang jumlahnya tidak sedikit.

Tarip untuk bis jarak jauh antar propinsi (tusla) juga sudah disepakati Rp.161.-/km. Dengan demikian pengusaha angkutan tidak diperkenankan memasang tarif melebihi tarip dasar itu.



WNI di LN Rindu Pulang

Menurut data yang dihimpun dari 167 KBRI di seluruh negara sahabat, WNI yang berada di luar negeri berjumlah 4.694.484 orang. Mereka adalah diplomat, dosen, konsultan, mahasiswa, pengusaha dan misionaris serta TKI. 150.000 orang di antaranya berada di Amerika Serikat . 5.000 WNI terdapat di Mesir yang saat ini negara itu sedang dilanda kemelut. Di Malaysia terdapat 1.259.972 orang yang sebagian besar adalah TKI dan mahasiswa serta diplomat. Lebih dari 4,5 juta WNI yang berada di berbagai negara di belahan dunia itu pada saat datangnya hari raya Idulfitri merindukan keluarga dan tanah air, terutama WNI yang berada di Mesir karena situasi dan kondisi yang tidak nyaman dan tidak aman. Selama bertahun-tahun WNI yang berada di negeri orang merindukan pulang kampung.terutama pada saat datangnya hari raya Idulfitri.

WNI yang sebagian besar dapat kembali ke tanah air adalah dari Malaysia yang letaknya dekat dengan Indonesia dan biayapun murah serta dapat dicapai dengan kapal laut, pesawat udara, bahkan jalan darat bagi yang bekerja di Sabah.


Waspadai Tanah Longsor

Jalur mudik lewat Jalan Lintas Sumatera maupun lewat bagian Barat, terdapat beberapa kawasan hambatan, berupa tanah longor dan macet karena padatnya kenderaan. Terdapat sedikitnya 28 kawasan tanah longsor di 22 kabupaten di Sumatera Utara dan 47 titik-titik kemacetan. Kawasan longsor dikhawatirkan terjadi di Kabupaten Karo, Labuhan Batu, Dairi, Madina, Tapanuli Selatan, Humbang Hasundutan, dan beberapa kabupaten lainnya. Pengguna jalan mudik harus mewaspadai titik-titik rawan longsor tersebut.

Setiap tahun di Kotanopan, Sipirok, Padang Sidempuan dan Sibuhuan, di depan rumah warga itu terlihat diparkir mobil-mobil dengan plat nomor Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan yang berarti banyak penduduk kota-kota itu merantau dan sukses di rantau orang.

Masyarakat, terutama para pemudik berharap kepada instansi terkait di daerah ini untuk menyediakan pos-pos keamanan dan kesehatan demi kenyamanan para pemudik.

Sejauh ini, kita memahami bahwa akar penyebab dari persoalan kemiskinan yang sebenarnya adalah karena kondisi masyarakat yang belum berdaya dengan indikasi kuat yang dicerminkan oleh perilaku/sikap/cara pandang masyarakat yang tidak dilandasi pada nilai-nilai universal kemanusiaan (jujur, dapat dipercaya, ikhlas, dan lain-lain) dan tidak bertumpu pada prinsip-prinsip universal kemasyarakatan (transparansi, akuntabilitas, partisipasi, demokrasi, dan lain-lain). Upaya menghilangkan stigma tersebutlah menurut hemat penulis yang sudah dilakukan PNPM untuk berusaha melakukan pengentasan kemiskinan di masyarakat.

(rls)
foto : net