Makam Pendiri Kota Pekanbaru


Makam Pendiri Kota Pekanbaru merupakan salah satu objek wisata sejarah dan religi yang bisa kita kunjungi di Pekanbaru. Komplek Makam Pendiri Kota Pekanbaru Marhum Pekan adalah salah satu Situs Cagar Budaya yang dapat ditemukan di Kota Pekanbaru. Situs tersebut berada di Kelurahan Kampung Bandar, Kecamatan Senapelan. Komplek makam tersebut terdiri dari pemakaman keluarga Kerajaan Siak yang dahulunya pernah memerintah di Kota Pekanbaru. Pada masa dulu, kompleks pemakaman tersebut lebih dikenal dengan nama Perkuburan Mesjid Raya atau Kuburan Raja. Namun akhirnya pada tahun 2004, makam-makam ini dirubah nama menjadi Komplek Makam Marhum Pekan, dengan alasan karena adanya Makam Marhum Pekan pendiri Kota Pekanbaru.

Ada beberapa makam yang bisa kita temukan pada kompleks pemakaman tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Makam Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (Marhum Bukit)
Sebagaimana diketahui bahwa Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah atau Sultan Alam, ataupun yang biasa dikenal dengan nama Tengku Alam atau Raja Alam adalah Sultan ke 4 dari Kerajaan Siak . Beliau adalah Sultan yang berjasa memindahkan Kerajaan Siak dari dari daerah Mempura ke Bukit Senapelan (Kampung Bukit), pada sekitar tahun 1762. Makam Sultan Siak ke-4 tersebut dapat kita temukan pada kawasan Kompleks Makam Pendiri Kota Pekanbaru Marhum Pekan.

2. Makam Sayid Osman Sahabuddin (Marhum Barat)
Sayid Osman Sahabuddin bin Abdurrahman Sahabuddin merupakan menantu dari Raja Alam yang sekaligus juga menjabat sebagai Panglima Perang Kerajaan Siak dan juga Ulama Kerajaan yang cukup dikenal pada masa itu. Said Osman menikah dengan Tengku Embong Badariah. Dari keturunan pasangan tersebut para Sultan Kerajaan Siak dan Raja Pelalawan mewarisi garis keturunan asal Arab, yakni dari Saydina Ali dan Fatimah yang juga bernasabkan Rasulullah SAW (Bani Hasimiyyah).

3. Makam Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (Marhum Pekan)
Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah merupakan Sultan ke 5 dari Kerajaan Siak. Beliau juga dikenal sebagai salah seorang pendiri Kota Pekanbaru yang sebelumnya telah dirintis oleh Ayah beliau, sehingga akhirnya menjadi suatu pekan (pasar) yang besar dan juga ramai. Kelak daerah tersebut sebagai cikal bakal berdirinya Kota Pekanbaru saat ini.

4. Makam Sultanah Khodijah atau Daeng Tijah (Istri Marhum Bukit)
Sultanah Khodijah atau Daeng Tijah binti Daeng Pirani merupakan istri dari Sultan Alamuddin Syah. Beliau adalah keturunan Opu-Opu asal Bugis yang pernah berkuasa di Kerajaan Riau Lingga. Disamping sebagai istri seorang Sultan, beliau juga aktif di Kerajaan Siak, yakni sebagai pengganti Sultan apabila Sultan sedang tidak ada di pemerintahan kerajaan. Sehingga beliau dibolehkan memakai gelar Sultanah. Di dalam sejarah Kerajaan Siak sendiri hanya ada dua orang permaisuri yang berhak memakai Gelar Sultanah tersebut.

5. Makam Tengku Embong Badariah (Istri Marhum Barat)
Tengku Embong Badariah merupakan istri dari Sayid Osman Sahabuddin atau juga Putri dari Sultan Alam (Marhum Bukit). Makamnya juga bisa ditemukan di Kompleks Pemakaman Pendiri Kota Pekanbaru.

6. Makam Sayid Zen Al Jufri/ Tengku Pangeran Kesuma Dilaga
Sayid Zen Al Jufri memiliki gelar Tengku Pangeran Kesuma Dilaga, beliau merupakan cucu dari Sultan Alam yang berasal dari anak beliau yang bernama Tengku Hawi/Hawa yang menikah dengan Sayid Sech AL Jufri. Pangeran Kesuma Dilaga tersebut merupakan Panglima Perang Kerajaan Siak, yakni pada masa Sultan Siak ke 7 dan 8.


Komplek Makam Pendiri Kota Pekanbaru Marhum Pekan tersebut biasanya akan ramai dikunjungi atau diziarahi oleh masyarakat tempat saat akan menjelang bulan Ramadhan dan sebagainya. Tradisi Petang Megang yang dilakukan oleh masyarakat di Pekanbaru salah satu agendanya adalah mengunjungi Kompleks Makam Pendiri Kota Pekanbaru Marhum Pekan tersebut. Situs sejarah melayu yang ada di Pekanbaru tersebut merupakan salah satu bukti sejarah yang cukup penting terhadap keberadaan kerajaan Melayu yang ada di Riau pada masa dahulu. Kerjaan Siak merupakan kerajaan yang cukup akbar di zamannya, dan salah satu bukti sejarah yang terus dijaga saat ini adalah kompleks pemakaman tersebut.